SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN
SISTEM
PAKAR / EXPERT SYSTEM
Disusun oleh :
Sherly
Delvia (021401384)
Hesti
Andayani (021401395)
Prayoga Elbert (021401629)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keunggulan
manusia dibanding dengan makhluk sosial lainnya terletak pada kecerdasannya.
Dengan kecerdasan manusia dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Manusia kemudian menciptakan berbagai macam karya termasuk salah satunya
komputer. Dalam era komputer, peran komputer sangat besar untuk meringankan
pekerjaan manusia karena dapat mengolah data dalam jumlah yang besar dengan
tingkat ketelitian yang tinggi. Penerapan komputer juga dilakukan pada berbagai
bidang ilmu termasuk diantaranya dalam bidang ketenagakerjaan. Sebagai salah satu
negara yang sedang berkembang, sudah tentu Indonesia membutuhkan tenaga kerja
yang potensial dan kriteria yang sesuai dengan pekerjaannya untuk mendukung
kemajuan dan perkembangan negara Indonesia.
Oleh sebab
itu perusahaan membutuhkan seorang pakar yang dapat menangani masalah
dibagian-bagian perusahaan. Akan tetapi perusahaan belum tentu dapat memakai
seorang pakar karena dipandang dari segi keuangan perusahaan maupun waktu pakar
tersebut. Dengan adanya masalah tersebut, maka peranan komputer akan sangat
diperlukan dalam membantu perusahaan khususnya bagian personalia untuk
merngatasi masalah tersebut. Oleh karena itu, maka dibuatlah satu sistem pakar
untuk memudahkan perusahaan dalam merekrut karyawan secara baik berdasarkan
kriteria-kriteria yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Solusi dari
permasalahan ini adalah penggunaan sistem pakar yang berbasis computer.
Sistem pakar
adalah system yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke computer yang
dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya
seorang pakar. Dengan system pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan
masalahnya atau hanya sekedar mencari suatu informasi berkualitas yang
sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli dibidangnya. Sistem
pakar ini juga akan membantu aktivitas para pakar sebagai asisten yang
berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan. Dalam penyusunannya,
sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (Inference
Rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih
pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam
komputer, yang selanjutnya dilanjutkan dalam proses pengambilan keputusan untuk
penyelesaian masalah tertentu.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan
makalah ini akan menjelaskan tentang :
1. Definisi Sistem Pakar
2. Alasan Penggunaan Sistem Pakar
3. Pengembangan Sistem Pakar
4. Komponen Utama Sistem Pakar
5. Ciri-Ciri Sistem Pakar
6. Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Pakar
7. Kategori Problema Sistem Pakar
8. Contoh Aplikasi Dan Pengembangan Sistem
1.3. Tujuan
Tujuan dibuatnya
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Sistem Informasi Manajemen di semester IV,
serta dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun pembaca untuk
meningkatkan pemahaman pada mata kuliah ini. Khususnya pada pokok bahasan Sistem Pakar antara lain :
1. Pengertian Sistem Pakar
2. Bagaimana Pengembangan Sistem Pakar
3. Komponen Utama Sistem Pakar
4. Ciri-Ciri Sistem Pakar
5. Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Pakar
6. Kategori Problema Sistem Pakar
1.4. Metode Penulisan
Metode
penulisan yang digunakan adalah dengan pembahasan secara berkelompok
berdasarkan studi pustaka.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Pakar
Pakar adalah orang yang memiliki
pengetahuan, penilaian, pengalaman, metode khusus serta kemampuan untuk
menerapkan bakat ini didalam memberi nasihat dan memecaahkan masalah. Misalnya
seorang dokter, penasehatkeuangan, pakar mesin mobil, dan lain sebagainya.
Kepakaran
(Expertise) adalah pengetahuan yang ekstensif (meluas) dan spesifik yang
diperoleh melalui rangkaian pelatihan, membaca, dan pengalaman. Pengetahuan
membuat pakar dapat mengambil keputusan lebih baik dan lebih cepat daripada
non-pakar dalam memecahkan masalah yang kompleks. Kepakaran mempunyai sifat
berjenjang, pakar top memiliki pengetahuan lebih banyak daripada junior.
Sistem
pakar adalah sistem yang berusaha
mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan
masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli.
Sistem
pakar diciptakan tidak untuk menggantikan kedudukan seorang pakar tetapi untuk
memasyarakatkan pengetahuan dan pengalaman pakar tersebut. Tujuan dari sebuah
sistem pakar adalah untuk mentransfer kepakaran yang dimiliki seorang pakar
kedalam komputer, dan kemudian kepada orang lain (nonexpert).
Bentuk
umum dari sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan suatu set
aturan yang menganalis informasi (biasanya diberikan oleh pengguna suatu
sistem) mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari
masalah tersebut.
Sistem
pakar memberikan banyak keuntungan bagi operasi perusahaan dan manajer, tetapi
memiliki keterbatasan signifikan. Artificial Intelligence merupakan suatu
aktivitas untuk menyediakan berbagai mesin seperti komputer dengan menampilkan
perilaku dengan penalaran yang cerdas apabila diamati sebagai manusia.
Artificial Intelligence menyediakan berbagai aplikasi komputer yang canggih
untuk menyamai berbagai jenis penalaran manusia.
Sistem
pakar pertama kali dikembangkan oleh komunitas AI pada tahun 1960-an. Sistem
pakar yang pertama adalah General Purpose Problem Solver (GPS) yang
dikembangkan oleh Newel Simon.
2.2 Alasan Penggunaan Sistem Pakar
Terdapat
banyak alasan bagi suatu perusahaan untuk mengadopsi sistem pakar, diantaranya
:
a. Pakar disuatu perusahaan/instansi bisa pensiun, keluar, atau telah
meninggal. Suatu aplikasi sistem pakar dapat diperbanyak dan disebarluaskan
dengan mudah dan cepat. Hal ini berarti telah memperbanyak jumlah pakar dan
memperluas jangkauan aksesnya.
b. Pengetahuan perlu didokumentasikan atau dianalisis. Penyimpanan
data-data pengetahuan kedalam database dengan lengkap dan terpercaya
menyebabkan informasi yang dibutuhkan bisa diakses dalam jangka waktu yang
cukup lama.
c. Sistem pakar memungkinkan pengetahuan ditransfer lebih mudah dengan
biaya yang lebih rendah. Sehingga seseorang yang berkonsultasi dengan sistem
tersebut seolah-olah berkonsultasi dengan pakar aslinya.
d. Sistem pakar dapat menyediakan kepakaran setiap waktu diberbagai lokasi.
Waktu pun sangat efisien.
e. Sistem atau orang biasa/awam yang terlibat didalamnya bekerja layaknya
seorang pakar.
f. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang
pakar.
g. Seorang pakar mahal dan langka dalam efisiensi kerja, karena sistem yang
dikeluarkan untuk perancangan, implementasi, dan perawatan (maintenance) sistem
pakar relatif lebih murah dan tidak mengenal sifat lelah/lupa dan sebagainya.
Hal ini berimbasnya pada meningkatnya produktivitas dan kinerja perusahaan.
h. Penyimpanan data-data pengetahuan kedalam database dengan lengkap dan
terpercaya menyebabkan informasi yang dibutuhkan bisa diakses dalam jangka
waktu yang cukup lama. Sehingga seseorang yang berkonsultasi dengan sistem
tersebut seolah-olah berkonsultasi dengan pakar aslinya.
i.
Dimungkinkan terjadinya penyatuan kemampuan sistem
pakar yang satu dengan yang lainnya, sehingga membuat kualitas hasil lebih
meningkat sehingga seolah-olah seorang user sedang berkonsultasi dengan banyak
pakar.
j.
Efisiensi kerja, karena sistem biaya yang dikeluarkan
untuk perancangan, implementasi, dan perawatan (maintenance) sistem pakar
relatif lebih murah dan tidak mengenal sifat lupa/lelah dan sebagainya. Hal ini
berimbas pada meningkatnya produktivitas dan kinerja perusahaan.
Suatu aplikasi sistem pakar dapat diperbanyak dan disebarluaskan dengan
mudah dan cepat. Hal ini berarti telah memperbanyak jumlah pakar dan memperluas
jangkauan aksesnya.
2.3 Pengembangan Sistem Pakar
Pengembangan sistem pakar dibagi menjadi dua generasi :
a. Sistem pakar generasi pertama menggunakan aturan jika-maka untuk
mempresentasikan dan menyimpan pengetahuannya.
b. Sistem pakar generasi kedua jauh lebih fleksibel dan mengadopsi banyak
representasi pengetahuan dan metode pertimbangan.
Pengalihan keahlian para dari para ahli ke media elektronik seperti
komputer untuk kemudian dialihkan lagi kepada orang yang bukan ahli merupakan
tujuan utama dari sistem akar. Proses ini membutuhkan 4 aktivitas yaitu :
a. Tambahan pengetahuan (dari para ahli atau sumber-sumber lainnya)
b. Representasi pengetahuan (ke komputer)
c. Inferensi pengetahuan
d. Pengalihan pengetahuan
Pengetahuan yang disimpan dikomputer disebut sebagai basis pengetahuan,
yaitu fakta dan prosedur (biasanya berupa aturan). Salah satu fitur yang harus
dimiliki oleh sistem pakar yaitu
kemampuan untuk menalar. Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan sebagai
basis pengetahuan dan tersedia program yang mampu mengakses basis data, maka
komputer harus dapat diprogram untuk membuat inferensi. Proses inferensi ini
dikemas dalam bentuk motor inferensi (inference engine). Dan setiap sub sistem
mempunyai sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi sistem tertentu dan mempengaruhi
proses sistem secara keseluruhan.
Tujuan dari pengembangan sistem pakar adalah :
a. Mempermudah tenaga kerja ahli
b. Mengganti tenaga ahli
c. Menggabungkan kemampuan tenaga ahli
d. Training tenaga ahli
e. Mengurangi resiko pada pekerjaan yang berbahaya
f. Menyediakan para ahli pada bidang pekerjaan “kering”
Kunci sukses mengembangkan sistem pakar adalah :
a. Koordinir pengembangan sistem pakar dengan perencanaan strategis
b. Definisikan masalah dengan jelas untuk dipecahkan dan memahami domain
masalah
c. Memberikan perhatian tertentu pada kelayakan etika dan hukum dari
kelayakan sistem yang diusulkan
d. Memahami perhatian dan espektasi pemakai mengenai sistem
e. Menggunakan teknik manajemen yang dirancang untuk mempertahankan
pengembang
2.4.
Komponen Utama Sistem Pakar
a. User Interface (Antarmuka
Pemakai)
Antarmuka
pemakai, memungkinkan pemakai untuk berinteraksi dengan sistem pakar. User
interface digunakan manajer untuk mengenter instruksi dan informasi kedalam
sistem pakar dan menerima informasi dari sistem pakar.
1. Input Sistem Pakar
User interface dirancang untuk mempermudah dialog dua
arah antara sistem dan pemakai dengan menampilkan teknik tanya jawab dan
pengisian formulir kemudian muncul bahasa perintah dan menu elektronik dan
sistem manajemen database.
2. Output Sistem Pakar
Sistem pakar dirancang untuk menyarankan pemecahan.
b. Knowledge Base (Basis
Pengetahuan)
Knowledge Base
berisi pengetahuan-pengetahuan (pengetahuan gabungan) dalam memahami,
merumuskan, dan menyelesaikan masalah. Knowledge Base adalah bagian dari sistem
pakar yang berisi domain masalah.
Knowledge Base
terdiri dari fakta yang menggambarkan area problem atau problem domain dan juga
teknik penyajian yang menggunakan fakta sesuai logika. Domain pengetahuan
seorang pakar pada dasarnya adalah spesifik terhadap domain masalah.
c. Inference Engine (Mesin
Inferensi)
Inference Engine
bertugas untuk menganalisis pengetahuan, memberikan kemampuan penalaran dan
menarik kesimpulan berdasarkan knowledge base.
d.
Development Engine
Komponen yang digunakan untuk mengolah sistem pakar, terdiri dari bahasa
pemrograman.
Bagian
dari Sistem Pakar yang menarik adalah kemampuan perangkat lunak untuk
meninjau ulang suatu konsultasi dan menyediakan suatu penjelasan kepada pemakai
bagaimana caranya memperoleh kesimpulan. Fungsi penjelasan yang sangat utama
adalah suatu catatan yang menyangkut proses pemikiran yang digunakan oleh
tenaga ahli untuk memecahkan masalah itu. Sistem Pakar menyediakan suatu
pemahaman yang lebih baik bagaimana kesimpulan dicapai sehingga kepercayaan
pemakai akan lebih besar dalam mengambil kesimpulan menggunakan Sistem Pakar.
Akumulasi fakta akan diperkenalkan ketika suatu penjelasan diminta.
Biasanya penjelasan yang diminta yaitu bagian dari perangkat lunak atau bagian
luar dari pengembangan.
Tools
perangkat lunak yang dikembangkan memberikan keleluasaan pada perekayasa
pengetahuan untuk memasukkan himpunan aturan pada basis pengetahuan, dan
diperolehnya suatu solusi berdasarkan basis pengetahuan yang ada. Sehingga
Tools Sistem Pakar yang dibuat dalam penelitian ini dapat digunakan untuk
memecahkan berbagai macam domain permasalahan.
Mesin
informasi di atas merupakan mesin yang dapat berpikir dengan cermat dan tepat
untuk pencapaian suatu keputusan yang diambil melalui pengetahuan, yakni
komputer. Jadi Sistem Pakar dapat kita definisikan sebagai suatu sistem
perangkat lunak yang menggunakan ilmu, fakta dan teknik berpikir dalam
pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya
dapat diselesaikan oleh tenaga kerja ahli dalam bidang yang bersangkutan. Ahli
disini melakukan pemindahan ilmu pengetahuan (akuisisi ilmu pengetahuan) yang
dia miliki kepada suatu sistem yang di berada pada sebuah perangkat lunak
komputer. Sistem Pakar ini sudah banyak di gunakan untuk membantu manusia dalam
bidang manajerial.
Bentuk pengetahuan :
a.
fakta-fakta pada lingkup
permasalahan tertentu
b.
teori-teori
pada lingkup masalah tertentu
c.
prosedur-prosedur
berkenaan dengan lingkup masalah tertentu
d.
strategi-strategi
global untuk menyelesaikan masalah
e.
meta-knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan)
2.5
Ciri-ciri Sistem Pakar
Ciri-ciri Sistem Pakar
adalah :
a.
Memiliki
fasilitas informasi yang handal
b.
Mudah
dimodifikasi
c.
Dapat digunakan
dalam berbagai jenis komputer
d.
Memilki kemampuan
untuk belajar beradaptasi.
e.
Bekerja secara
sistematis berdasarkan pengetahuan dan mekanisme tertentu.
f.
Pengambilan
keputusan berdasarkan kaidah-kaidah tertentu dan dapat merespons masukkan user
(melalui kotak dialog).
g.
Dapat menalar
data-data yang tidak pasti dan memberikan beberapa alasan pemilihan.
h.
Dikembangkan secara
bertahap dan terbatas pada bidang keahlian tertentu saja.
i.
Outputnya
berupa saran atau anjuran.
Bentuk
Sistem Pakar :
a.
Berdiri
sendiri. Sistem jenis ini merupakan s/w yang berdiri sendiri tidak tergabung
dengan s/w lain.
b.
Tergabung. Sisetm
ini merupakan bagian program yang terkandung di dalam suatu algoritma
(konvensional) .
c.
Menghubungkan ke
s/w lain. Bentuk ini biasanya merupakan SP yang menghubungkan ke suatu paket
program tertentu, misalnya DBMS.
d.
Sistem mengabdi.
Sistem ini merupakan bagian dari computer khusus yang dihubungkan dengan suatu
fungsi tertentu.
2.6
Kelebihan
dan Kekurangan Sistem Pakar
1.
Kelebihan Sistem
Pakar :
a.
Memungkinkan
orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli
b.
Menyederhanakan
pekerjaan dan meningkatnya efisiensi kerja
c.
Bisa
melakukan proses secara berulang secara otomatis
d.
Menyimpan
pengetahuan dan keahlian para pakar
e.
Meningkatkan
output dan produktivitas
f.
Meningkatkan
kualitas
g.
Mampu
mengambil dan melestarikan keahlian para pakar
h.
Mampu
beroperasi dalam lingkungan berbahaya
i.
Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan
j.
Memiliki realibilitas
k.
Meningkatkan kapabilitas system computer
l.
Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan
informasi yang tidak lengkap dan
mengandung ketidakpastian
m.
Sebagai media pelengkap dalam pelatihan
n.
Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian
masalah
o.
Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan
Kelebihan Sistem Pakar Bagi Manajer
a.
Mempertimbangkan lebih banyak alternatif
b.
Menerapkan logika tingkat tinggi
c.
Mempunyai lebih banyak waktu untuk
mengevaluasi aturan pengambilan keputusan
d.
Logika Konsisten
Keuntungan Sistem Pakar Bagi Perusahaan
a.
Kinerja Lebih baik
dari tim manajemen
b.
Mempertahankan sumber daya pengetahuan
perusahaan
Dalam kaitannya dengan proses pengambilan keputusan,
beberapa manfaat yang dapat diberikan oleh sistem pakar kepada manajer
perusahaan antara lain :
a.
Solusi
Aternatif solusi yang dihasilkan
melalui sistem pakar umumnya lebih banyak, lebih beralasan dengan beberapa
pertimbangan teknis, penyajiannya lebih sistematis dan terkadang dilengkapi
fitur-fitur tambahan seperti grafik, diagram dan alat-alat penunjang lainnya
sehingga lebih merepresentasikan keadaan sebenarnya. Hal ini sangat diperlukan
oleh seorang manajer mengingat keputusan yang diambil berbasis multi-kriteria.
b. Logika
Penerapan logika pada kode-kode program dimungkinkan
dalam tingkatan yang cukup rumit sekalipun. Hal serupa apabila dibebankan
kepada manusia, maka akan membutuhkan waktu yang lama dengan kemungkinan
kesalahan analisa dan faktor-faktor kelemahan manusiawi lainnya yang cenderung
tinggi. Sistem pakar memberikan hasil dalam waktu yang cepat melalui penalaran
yang terstruktur.
c.
Waktu
Cepatnya hasil analisa
dikeluarkan oleh suatu aplikasi sistem cerdas membuat para pengambil keputusan
memiliki waktu yang banyak untuk mengevaluasi hasil keluaran sistem tersebut.
Hal ini tentunya cukup membantu mempercepat kerja manajer khusunya dan
perusahaan umumnya.
d.
Konsisten.
Keputusan
yang dihasilkan akan lebih konsisten dan terarah, mengingat bahwa algoritma
yang digunakan dalam pengeksekusian data adalah tetap dan konsisten.
2.
Kelemahan Sistem
Pakar :
a.
Biaya
yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal.
b.
Sulit dikembangkan.
Hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan pakar dalam bidangnya. Sistem
pakar hanya dapat menangani pengetahuan yang konsisten. Sistem pakar dirancang
dengan aturan-aturan yang hasilnya sudah pasti dan konsisten sesuai dengan alur
di diagram pohonnya. Untuk pengetahuan yang cepat berubah-rubah dari waktu ke
waktu, maka knowledge base di sistem
pakar harus selalu diubah, yang tentu cukup merepotkan.
c.
System pakar tidak
100% bernilai benar.
Sistem pakar tidak dapat menangani hal yang bersifat judgement (Pertimbangan atau intuisi). Sistem pakar memberikan
hasil yang pasti, sehingga keputusan akhir pengambilan keputusan jika
melibatkan kebijaksaaan dan institusi masih tetap di tangan manajemen.
2.7
Kategori
Problema Sistem Pakar
Kategori Problema
Sistem Pakar secara umum :
a.
Interpretasi : membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan data
mentah. Pengambilan keputusan dari hasil observasi, termasuk pengenalan
ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal, dll
b.
Prediksi
: memproyeksikan akibat-akibat yang dimungkinkan
dari situasi-situasi tertentu. Contoh : prediksi demografi, prediksi
ekonomi, dll.
c.
Diagnosis : menentukan sebab malfungsi
dalam situasi kompleks yang didsarkan pada gejala-gejala yang teramati
diagnosis medis, elektronis, mekanis, dll.
d.
Perancangan
(Desain): menentukan konfigurasi komponen-komponen
sistem yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala -
kendala tertentu. Contoh
: perancangan layout sirkuit , bangunan.
e.
Perencanaan : merencanakan serangkaian tindakan yang akan dapat
mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu. Contoh : perencanaan
keuangan, militer, dll
f.
Monitoring : membandingkan hasil
pengamatan dengan kondisi yang diharapkan. Contoh
: computer
aided monitoring system
g.
Debugging : menentukan dan
menginterpretasikan cara-cara untuk mengatasi malfungsi. Contoh
: memberikan
resep obat terhadap kegagalan
h.
Instruksi : mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman
domain subyek. Contoh :
melakukan instruksi untuk diagnosis, debugging dan perbaikan kinerja
i.
Kontrol : mengatur tingkah
laku suatu environment yang kompleks. Contoh : melakukan
kontrol terhadap interpreasi, prediksi, perbaikan dan monitoring kelakukan
sistem.
Domain expert
a.
Orang
yang memiliki ketrampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge)
untuk menyelesaikan masalah khusus dengan cara-cara yang superior dibanding
orang kebanyakan.
b.
Memiliki
pengetahuan kepakaran
c.
Memiliki
ketrampilan problem-solving yang efisien
d.
Dapat
mengkomunikasikan pengetahuan
e.
Dapat
menyediakan waktu
f.
Dapat
bekerja sama
Knowledge
Engineer
a.
Orang yang
melakukan proses disain, mengembangkan dan menguji suatu sistem pakar
b.
Memiliki
ketrampilan rekayasa pengetahuan (knowledge engineering)
c.
Memiliki
ketrampilan komunikasi yang baik
d.
Dapat
menyesuaikan masalah kepada software
e.
Memiliki
ketrampilan pemrograman sistem
End-User
a. Dapat
membantu mendefinisikan spesifikasi interface
b.
Dapat
membantu proses akuisisi pengetahuan
c.
Dapat
membantu proses pengembangan system
2.8
Contoh Aplikasi dan
Pengembangan Sistem Pakar
- Dendral : Mengidentifikasi struktur organik tak dikenal melalui analisa spektrum massa dan ilmu kimia
- Mycin: Identifikasi bakteri penyebab infeksi dan merekomendasikan antiobiotik dengan dosis yang disesuaikan dengan berat tubuh pasien. Dirancang oleh Edward Feigenbaum (Universitas Stanford) th ’70 an.
- Dipmeter Advisor: Digunakan oleh Schlumberger untuk analisis data dalam pengeboran minyak.
- XCON & XSEL : Membantu konfigurasi sistem komputer besar. Dikembangkan oleh Digital Equipment Corporation (DEC) dan Carnegie Mellon Universitas (CMU), akhir ’70 an. Untuk sistem komputer DEC VAC 11 1780
- Sophie : Analisis sirkit elektronik
- Prospector : Digunakan di dalam geologi untuk membantu mencari dan menemukan deposit. Didesign oleh Sheffield Research Institute, akhir ‘70an
- Folio : Menbantu memberikan keutusan bagi seorang manajer dalam hal stok broker dan investasi.
- Delta : Pemeliharaan lokomotif listrik disel. Didesign & dikembangkan oleh General Electric Company.
- YESMVS : Membantu operator komputer & mengontrol sistem operasi MVS (multiple virtual storage). Didesign oleh IBM awal th ‘80an
- ACE : SP troubleshooting pd sistem kabel telpon. Didesign & dikembangkan oleh AT&T Bell Lab awal th ‘80an
2.9
Contoh
Aplikasi Sistem Pakar
Ini adalah contoh Sistem Pakar sederhana, Sistem Pakar Bengkel Mobil yang bertujuan untuk mencari apa
yang salah sehingga mesin mobil pelanggan yang tidak mau hidup, dengan
memberikan gejala-gejala yang teramati. Anggap Sistem Pakar kita memiliki
aturan-aturan berikut:
a.
JIKA mesin_mendapatkan_bensin DAN
starter_dapat_dihidupkan MAKA ada_masalah_dengan_pengapian
b.
JIKA TIDAK BENAR
starter_dapat_dihidupkan DAN TIDAK BENAR lampu_menyala MAKA
ada_masalah_dengan_aki
c.
JIKA TIDAK BENAR
starter_dapat_dihidupkan DAN lampu_menyala MAKA ada_masalah_dengan_starter
d.
JIKA ada_bensin_dalam_tangki_bahan_bakar
MAKA mesin_mendapatkan_bensin
Terdapat
3 masalah yang mungkin, yaitu: ada_ masalah_ dengan _pengapian, ada_ masalah_
dengan_ aki dan ada_ masalah_ dengan_ starter. Dengan sistem terarah-tujuan (goal-driven), kita hendak membuktikan
keberadaan setiap masalah tadi.
Pertama, Sistem Pakar berusaha untuk membuktikan kebenaran
ada_masalah_dengan_pengapian. Di sini, aturan 1 dapat digunakan, sehingga
Sistem Pakar akan menset goal baru untuk membuktikan apakah
mesin_mendapatkan_bensin serta starter_dapat_dihidupkan. Untuk membuktikannya,
aturan 4 dapat digunakan, dengan goal baru untuk membuktikan
mesin_mendapatkan_bensin. Karena tidak ada aturan lain yang dapat digunakan
menyimpulkannya, sedangkan sistem belum memperoleh solusinya, maka Sistem Pakar
kemudian bertanya kepada pelanggan: “Apakah ada bensin dalam tangki bahan
bakar?”. Sekarang, katakanlah jawaban klien adalah “Ya”, jawaban ini kemudian
dicatat, sehingga klien tidak akan ditanyai lagi dengan pertanyaan yang sama.
Nah, karena sistem sekarang sudah dapat membuktikan bahwa
mesin mendapatkan bensin, maka sistem sekarang berusaha mengetahui apakah
starter_dapat_dihidupkan. Karena sistem belum tahu mengenai hal ini, sementara
tidak ada aturan lagi yang dapat menyimpulkannya, maka Sistem Pakar bertanya
lagi ke klien: “Apakah starter dapat dihidupkan?”. Misalkan jawabannya adalah
“Tidak”, maka tidak ada lagi aturan yang dapat membuktikan
ada_masalah_dengan_pengapian, sehingga Sistem Pakar berkesimpulan bahwa hal ini
bukanlah solusi dari problem yang ada, dan kemudian melihat hipotesis berikutnya:
ada_masalah_dengan_aki. Sudah diketahui (dibuktikan) bahwa mesin tidak dapat
distarter, sehingga yang harus dibuktikan adalah bahwa lampu tidak menyala.
Sistem Pakar kemudian bertanya: “Apakah lampu menyala?”. Misalkan jawabannya
adalah “Tidak”, maka sudah terbukti bahwa ada masalah dengan aki.
Sistem ini mungkin berhenti sampai di sini, tetapi
biasanya ada kemungkinan terdapat lebih dari satu solusi (misalnya terdapat
lebih dari satu kerusakan), atau ada kemungkinan terdapat solusi lain yng lebih
tepat, sehingga biasanya semua hipotesis diperiksa kebenarannya. Sistem Pakar
ini kemudian mencoba membuktikan bahwa ada_masalah_dengan_starter, namun dari
fakta yang sudah diperoleh, yaitu lampu tidak menyala, maka pembuktiannya
menjadi gagal. Dengan demikian solusi yang diberikan oleh Sistem Pakar adalah
ada masalah dengan aki. Secara lengkap, interaksi antara Sistem Pakar dengan
klien mungkin seperti ini :
System Pakar : Apakah ada bensin dalam tangki bahan bakar?
Klien :
Ya
System Pakar : Apakah starter dapat dihidupkan?
Klien :
Tidak
System Pakar : Apakah lampu menyala?
Klien :
Tidak
System Pakar : Saya berkesimpulan bahwa ada masalah dengan aki
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari
makalah yang telah kami susun, kami dapat menarik kesimpulan bahwa Sistem Pakar adalah Sistem yang berusaha
mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan
masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli.
Ada
beberapa hal penting yang perlu diperhatikan bahwa, secanggih apapun suatu
sistem atau sebesar apapun basis pengetahuan yang dimiliki, tentu saja ada
kelemahannya sebagai konsekuensi logis kelemahan manusia sebagai penyusun
elemen-elemennya. Bahwa sistem tidak memlliki inisiatif untuk melakukan suatu
tindakan diluar dari apa yang telah diprogramkan untuknya, kemungkinan terjadi
kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja (bugs), ketidak mampuan sistem
mengotomasi semua proses atau sekedar mengindera proses tertentu memang menjadi
kendala sekaligus tantangan bagi para pengembang IT kedepan. Sering juga
keputusan final yang diambil oleh seorang manajer justru tidak sesuai dengan
apa yang telah disarankan oleh sistem dengan memperhatikan berbagai analisa dan
pertimbangan dari banyak fihak. Hal tersebut di atas sangat mungkin terjadi di
dunia nyata, ketika penerapan aplikasi dirasa tidak begitu mendukung
produktivitas atau apa yang populer dikenal sebagai produktivity paradox,
yaitu suatu kondisi dimana penerapan teknologi yang menghabiskan biaya besar
justru tidak bisa mencapai target yang diinginkan dan bahkan pada beberapa
kasus, fihak perusahaan memutuskan untuk menghentikan pengembangan proyek IT
tersebut setelah setengah berjalan dengan alasan-alasan tertentu dan terpaksa harus
menelan ludah pahit kerugian.
Permasalahan di
atas sesungguhnya telah lama menghantui pihak perusahaan terutama dalam konteks
investasi pada dunia IT sebagai salah satu faktor penentu keputusan. Karena ada
banyak hal yang bisa mempengaruhi diambilnya suatu kebijakan dan proses-proses
lain yang menyertainya. Namun IT pada banyak kasus memang menjadi kambing
hitam, kelinci percobaan atau sekedar sapi perah. Asumsi salah seperti ini
tampaknya perlu dibenahi dalam rangka pemberdayaan sumberdaya produktif perusahaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Muhammad
Arhami, Konsep
Dasar Sistem Pakar, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005. Jogianto H.M,
Frank J., Pengenalan Komputer, Yogyakarta: Andi Offset, edisi ke-2,1995
Syamsuddin,Aries
,PENGANTAR SISTEM PAKAR, 2004,
0 komentar:
Posting Komentar